Semua layanan bukaelektro.com dipindahkan ke situs AIESIE
https://www.aiesie.com
(Aksi Ide Eksperimen Sains Ilmu Elektronika)

Sunday, October 22, 2017

Cara Mengetahui Kondisi Baik Tidaknya Dioda Dengan Multimeter Analog

Mengecek Baik Buruknya Kondisi Dioda Dengan Multimeter Analog | Dioda merupakan salah satu komponen aktif elektronika, dikatakan komponen aktif karena untuk dapat berkerja diperlukan tegangan dan arus AC agar dapat berkerja pada dioda penyearah.

Ada beberapa jenis dioda seperti, dioda penyearah, dioda germanium, dioda zenner, photo dioda, LED (Led Emitting Diode), dan lain sebagainya. Dioda sendiri merupakan bahan semikonduktor ( bahan setengah penghantar) yang terdiri dari semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N.

Untuk mengetahui kondisi dioda disini kita ambil contoh dioda penyearah yang lebih lazim digunakan pada papan rangkaian. Contoh tipe dioda penyearah seperti 1N4001, 1N4002, 1N4007 dan lainnya, masing masing memiliki ketahanan yang berbeda sesuai dengan tipenya. Gunakan multimeter yang telah diatur pada posisi ohm meter X1 atau X10. Untuk lebih jelasnya, ikuti langkah langkah berikut ini:
  1. Atur selektor multimeter pada ohm meter X1 atau X10 (disesuaikan).
  2. Kalibrasi multimeter dengan menyatukan kedua ujung probe, lalu atur hingga jarum berada dalam posisi 0.
  3. Hubungkan kabel probe hitam pada kaki anoda dioda sedangkan probe merah dihubungkan ke kaki katoda dioda. Ingat, kaki katoda pada dioda dapat diketahui dengan melihat tanda gelang pada salah satu ujung dioda, jika katoda sudah ditemukan maka, di ujung yang satunya lagi adalah kaki anoda.
  4. Lihat arah pada jarum multimeter! Apabila jarum bergerak ke kanan menenjukan nilai tertentu (biasanya mendekati nol) maka sampai saat ini sementara dioda dalam keadaan baik. Ini terjadi karena dioda mendapatkan bias tegangan positif dari probe hitam pada kaki anoda, sedangkan katodanya mendapat bias tegangan negatif dari probe merah. Karena dioda akan bekerja jika arus yang masuk ke anoda lebih postif dari pada arus yang masuk ke katoda.
  5. Sekarang, kita balikan pengukuran kaki diodanya. Hubungkan probe hitam pada kaki katoda, dan probe merah pada kaki anoda.
  6. Lihat arah pada jarum multimeter! dalam kondisi pengukuran saat ini, harusnya jarum multimeter tidak bergerak / menyimpang ke kanan, karena dioda berada dalam keadaan reverse bias. Maksud dari reverse bias yakni kaki anoda mendapatkan arus lebih negatif pada kaki katoda sehingga membuat dioda tidak berkerja yang artinya tahanan pada dioda membesar pada kisaran mega ohm (MΩ).
  7. Jika pada saat pengukuran ternyata jarum menyimpang ke kanan menunjukan angka tertentu, maka dapat dipastikan dioda dalam keadaan rusak.
Cara Mengetahui Kondisi Baik Tidaknya Dioda
Pengukuran dioda
Dari gambar diatas terlihat pengukuran dioda dalam kondisi baik. Dimana pada gambar yang disebelah kiri dioda berkerja atau dalam kondisi forward bias, karena anoda mendapat tegangan postif dari probe hitam dan kaki katoda mendapat tegangan negatif dari probe merah. Sedangkan pada gambar yang disebalah kanan, dioda tidak berkerja atau dalam kondisi reverse bias, karena kaki katoda mendapat tegangan positif dari probe hitan dan kaki anoda mendapat tengan negatif dari probe merah. 
Ingat! Dioda baru akan berkerja jika anoda mendapat tegangan lebih positif dari pada katoda

Saturday, October 21, 2017

Rangkaian Pelipat 2 Kali Tegangan Setengah Gelombang

Rangkaian Pengganda Tegangan (Voltage Multiplier) 2X | Pada umumnya rangkaian pelipat tegangan disusun oleh 2 komponen utama, yakni dioda dan kapasitor. Untuk membuat rangkaian pelipat tegangan tentunya ada kaidah kaidah / cara kerja yang harus dipahami. Salah satuny arus listrik pada input mesti AC, sedangkan pada output akan menghasilkan arus DC. Mengapa demikian?

Untuk membuat rangkaian pelipat tegangan, setidaknya memerlukan minimal 2 buah dioda dan 2 buah kapasitor yang akan bekerja secara bergantian tergantung dari perubahan polaritas tegangan pada masukan rangkaian. Itulah mengapa rangkaian ini memerlukan arus AC pada masukannya karena jika diberikan arus DC maka tidak akan terjadi perubahan tegangan pada output.
Skema rangkaian pelipat tegangan 2 kali setengah gelombang
Gambar 1. Skema rangkaian pelipat tegangan 2 kali setengah gelombang
Jika kita perhatikan skema rangkaian diatas, mungkin akan sedikit berbeda dengan rangkaian pada umumnya. Karena saya menempatkan titik ground pada salah satu polaritas, sedangkan yang satunya lagi merupakan masukan dari arus AC yang bisa diambil dari sekunder trafo. Kemudian, untuk nilai dari kapasitornya sendiri bisa disesuaikan tergantung pada kebutuhan.

Cara kerja rangakaian diatas yakni, apabila polaritas masukan AC berada pada titik negatif (-), maka nilai ground (0) lebih positif dari nilai negatif (-). Sehingga D1 dalam keadaan menghantar yang kemudian mengisi muatan kapasitor C1, sedangkan D2 dalam kondisi tidak menghantar arus (Reverse bias) karena arus yang masuk ke anoda D2 lebih negatif dari arus yang masuk ke katoda D2.

Apabila masukan AC berada pada titik positif (+), maka D2 dalam keadaan menghantar sedangkan D1 tidak mengahantarkan arus. Kemudian arus diteruskan menuju C2 sehingga C2 berada dalam kondisi pengisian (yang diisi oleh tegangan input dan tegangan dari kapasitor C1). Didapatlah nilai tegangan pada output 2Vm (2 kali tegangan maksimum).
Pertanyaannya : Dari mana nilai tegangan maksimum?
Tegangan maksimum merupakan tegangan yang berada pada titik puncak gelombang (Amplitudo). Contohnya, jika kita mengukur tegangan listrik AC dicolokan listrik rumah kita, maka nilai yang terbaca di multimeter tersebut merupakan tegangan efektif, sedangkan tegangan maksimumnya= tegangan efektif x 2. Namun dalam kasus lain, kita bisa mendapatkan nilai tegangan maksimum dengan sebuah dioda dan kapasitor seperti dalam rangkaian catu daya. Karena jika arus AC melewati sebuah dioda, maka nilai tegangan pada output diodanya di kali 2 dengan tegangan AC.
Rangkaian Pelipat 2 Kali Tegangan Setengah Gelombang
Gambar 2. Pengukuran tegangan pada rangkaian
Nah, dari gambar diatas kita bisa melihat ada 2 detektor titik puncak yakni D1-C1 dan D2-C2. Tegangan pada C1 itulah yang disebut dengan tegangan maksimum atau Vm, sedangkan tegangan pada outputnya sebesar 2Vm. 

Ada beberapa hal yang harus anda perhatikan sebelum membuat rangkaian ini. Perhatikan besar tegangan yang ingin anda buat, pastikan nilai tegangan reverse dioda berada diatas tegangan output. Kemudian perhatikan juga nilai tegangan kerja kapasitor, jangan sampai tegangan yang dibuat pada rangkaian melebihi ambang batas teganaan kapasitor.

Rangkaian Amplifier 18 Watt IC LA4440